BAB 2 Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan
Ekonomi Indonesia
1.
Strategi
Pembangunan
A.
Macam
strategi pembangunan ekonomi
1)
Strategi
Pertumbuhan
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria
utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa
dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin
melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau melalui
tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat
pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam
prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan terciptanya
pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan kaya, strategi
ini disebut strategi pertumbuhan. Inti
dari konsep strategi ini adalah Strategi pembangunan ekonomi suatu
Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana
menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan, sehingga
dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan
ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah
(trickle-down-effect), pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau
ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan
ekonomi. Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada
kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2)
Strategi
Pembangunan dengan Pemerataan
Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para
ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif baru yang muncul adalah strategi
pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris.
Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan
pembangunan melalui teknik social engineering, seperti melalui
penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Dengan kata lain, pembangunan
masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan
oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model
pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang
dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan
struktural dan kepincangan sosial.
3)
Strategi
Ketergantungan
Teori ketergantungan muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi
Amerika Latin pada tahun 1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar
kemiskinan yang diderita oleh negara-negara sedang berkembang, khususnya
negara-negra Amerika Latin. Yang menarik dari teori ketergantungan adalah munculnya
istilah dualisme utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang pada
dirinya mencerminkan adanya pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang. Pada
tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan.
Konsep ini timbul dikarenakan tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan
strategi pembangunan dengan pemerataan. Inti
dari konsep strategi ketergantungan adalah kemiskinan di
negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara
tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin
terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungandari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah
meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam
bidang produksi, lebih mencintai produk nasional. Teori ketergantungan ini
kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “. . . . .teori ketergantungan
tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih
terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri
(selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang sekali bagi kita untuk menumpahkan
semua kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi
di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja . . . . . “ (
Kothari dalam Ismid Hadad, 1980 ).
4)
Strategi
yang Berwawasan Ruang
Pada
argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash
effects” dan “spread effects” . “Back-wash Effects”
adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin untuk membangun
dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan yang disebut
Myrdall. “spread effects”
(pengaruh menyebar), tetapi pada umumnya spread-effects yang terjadi
adalh jauh lebiih lemah dari back-wash effectsnya sehingga secara
keseluruhan pembangunan daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya
pembangunan di daerah miskin. Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah
bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin
akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai
dalam jangka panjang.
5)
Strategi
Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran
strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun
1975, dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs
: A One World Problem. ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan
pokok manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah
akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan
kebutuhan pokok dan sejenisnya.
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi pembangunan
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa
yang akan digunakan dalam proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan
“Apa tujuan yang hendak dicapai . . .?” Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan
masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan
dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka
strategi yang berwawasan ruang-lah yang akan dipergunakan. Perkembangan Ekonomi
suatu negara dapat dilihat dari perubahan-perubahan di dalam stabilitas atau
keseimbangannyan kapasitas perekonomian dalam jangka waktu yang lama. Ada
beberapa karakteristik perkembangan
ekonomi modern yang ditinjau dari interrelasi, yaitu: Tingginya tingkat pengeluaran perkapita dengan
meningkatnya produktifitas tenaga kerja yang cepat, tingginya tingkat
penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat konsumsi perkapita,
dan teknologi yang maju guna merubah structural skala produk dan karakteristik
unit usaha ekonomi yang dicapai. Ekonomi
Pembangunan adalah salah salu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
tentang pembangunan perekonomian masyarakat di negara berkembang atau Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah
yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat
membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. Pembagunan ekonomi adalah proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk suatu masyarakat meningkatkan atau Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya atau
Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkatkan dalam
jangka panjang. Meningkatnya pendapatan perkapita merupakan cerminan
dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tujuan pembangunan ekonomi adalah
menciptakan pertumbuhan GNP. Pertumbuhan GNP ditunjukkan dengan meningkatnya
mutu pendidikan, menambahnya penghasilan pertanian, kurangnya angka kemiskinan,
dan bertambahnya modal Negara. Manfaat
pembangunan ekonomi yaitu : meningkatnya GNP, mengurangi pengangguran,
meningkatkan kemakmuran, pengelolaan alam yang lebih baik, dan modal yang
terkumpul. Sedangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi pembangunan ekonomi yaitu : Ukuran suatu Negara (geografis,
penduduk dan pendapatan), sistem&struktur politik, latar belakang
histories, hubungan internasional, bantuan modal internasional, pemerataan&pertumbuhan
penduduk, pendidikan, dan teknologi.
3.
Strategi
pembangunan ekonomi Indonesia
A. Strategi
Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Diarahkan pada Repelita
Sebelum orde baru
strategi pembangunan diIndonesiasecara teori telah diarahkan pada usaha
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak
adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan
kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal
orde baru, strategi pembangunan diIndonesia lebih diarahkan pada tindakan
pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk
menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan
pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di
Indonesiatidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain
strategi pemerataan pembangunan, Indonesiatidak mengesampingkan strategi
pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya
wilayahIndonesiadengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya).
Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita,
khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di
Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus
berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan juga
keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak
didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada. Strategi
tersebut dipertegas dengan ditetapkannya sasaran atau titik berat setiap
Repelita, yakni :
a.
Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan
pembangunan.
b.
Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan
keterlambatan pembangunan.
c.
Mengemukakan cara-cara pendekatan yang dapat
ditempuh untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi sehingga
mempercepat jalannya pembangunan.
4.
Perencanaan
Pembangunan
Perencanaan
pembangunan sendiri adalah upaya untuk
mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, atau
sebagai peran arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang
ingin dicapai sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan. Ciri perencanaan pembangunan :
a.
Berisi upaya untuk mencapai
perkembangan ekonomi
b.
Meningkatnya pendapatan perkapita
c.
Merubah struktur ekonomi
d.
Meningkatnya kesempatan kerja bagi
masyarakat
e.
Pemerataan pembangunan
A.
Manfaat
Perencanaan
Dengan adanya perencanaan diharapkan
terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan. Dengan perencanaan maka
dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang
akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek
perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan risiko-risiko yang
mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidak pastian dapat
dibatasi seminim mungkin. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih
berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih
kombinasi cara yang terbaik. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan
skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan,
sasaran maupun kegiatan usahanya. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu
alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi. Penggunaan dan
aloksi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan
efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk
mencapai output/hasil secara maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia.
Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi
yang terus-menerus dapat ditingkatkan. Dengan perencanaan dapat dicapai
stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur. Adapun rumusan tujuan
kebijakan pembangunan dan target yang lebih spesifik untuk tujuan pembangunan yaitu:
a)
Pembanguna sumber daya insani
merupakan tujuan pertama kali dari kebijakan pembangunan.
b)
Perluasan produksi yang bermanfaat.
c)
Perbaikan kualitas hidup dengan
memberikan prioritas pada 3 hal yakni terciptanya lapangan kerja, sistem
keamanan yang luas dan pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata.
d)
Pembanguan yang seimbang yakni
harmonisasi antar daerah berbeda dalam satu Negara dan antar sektor ekonomi.
e)
Teknologi baru yakni berkembangnya
teknologi tepat guna yang sesuai kondisi dan aspirasi Negara.
f)
Berkurangnya ketergantungan pada
dunia luar dan dengan semakin menyatunya kerjasama yang solid dalam Negara.
B.
Periode
Perekonomian Pembangunan
Dalam sejarah perkembangannya,
perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam beberapa periode,
yakni :
Periode
sebelum Orde baru, dibagi dalam :
a)
Periode 1945 – 1950
b)
Periode 1951 – 1955
c)
Periode 1956 – 1960
d)
Periode 1961 – 1965
Sebelum
Perang Dunia II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena
faktor-faktor sbb :
1)
Masih banyak negara sebagai negara
jajahan
2)
Kurang adanya usaha dari tokoh
masyarakat untuk membahas pembangunan ekonomi. Lebih mementingkan
usaha untuk meraih kemerdekaan dari penjajah.
3)
Para pakar ekonomi lebih banyak
menganalisis kegagalan ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran
(depresi berat).
4)
Pasca
Perang Dunia II (Th. 1942), banyak
negara memperoleh kemerdekaan (India, Pakistan, Phillipina, Korea &
Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan
oleh : Negara jajahan yang memperoleh kemerdekaan berkembangnya cita-cita
negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di bidang ekonomi dan
adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam
mempercepat
Pembangunan ekonomi
Periode
setelah Orde baru, dibagi dalam :
a.
Periode 1966 s/d 1958, Periode
Stabilisasi dan Rehabilitasi
b.
Periode Repelita I : 1969/70 –
1973/74
c.
Periode Repelita II : 1974/75 –
1978/79
d.
Periode Repelita III : 1979/80 –
1983/84
e.
Periode Repelita IV : 1984/85 –
1988/89
f.
Periode Repelita V : 1989/90 –
1993/94
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-pembangunan-ekonomi-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar