Rabu, 14 Mei 2014


ANALISIS KESALAHAN DALAM PENULISAN ARTIKEL

Menengok Sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang

Beberapa hari kemarin, tepatnya hari Jumat, 14 Oktober 2011. Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda semuanya pada ditutup. Memang ada apa sih? Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib. Sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
Upacara tersebut dihadiri oleh Bapak Walikota  Semarang, Pangdam lV Diponegoro, 9 peleton pasukan TNI/Polri, 16 peleton pasukan non-TNI/Polri meliputi PNS, Ormas, Mahasiswa, dan Pelajar dari Kota Semarang. Juga hadir, para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Selain itu, masyarakat kota semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
Detik-detik peringatan pertempuran lima hari sendiri, diawali dengan bunyi sirine selama dua menit, kemudian di ikuti pemadaman lampu listrik di sekitar Tugu Muda. Bersamaan dengan itu, terdengar suara tembakan dan dentuman meriam yang menggambarkan pertempuran lima hari.
Dalam upacara ini, juga dihadirkan teatrikal adegan pertempuran lima hari. Dimana, menceritakan perjuangan Dr. Kariadi yang ditangkap dan dibunuh oleh tentara Jepang saat hendak mengecek Resevoir atau tandon air di daerah Wungkal, yang konon air tersebut telah diracuni oleh tentara jepang.
Dr. Karyadi datang ke kawasan air tersebut. Namun, diperjalanan ditangkap dan dibawa tentara Jepang ke markasnya di Jatingaleh dan disiksa sampai mati. Akibatnya, dua jam kemudian terjadilah pertempuran sengit yang menjalar hingga kawasan Lawang Sewu dan Tugu Muda. Banyak pemuda dan polisi istimewa yang disiksa dan dibunuh Jepang saat itu. Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga nggak bisa dipandang remeh, lho. Tanggal 17 Oktober 1945, Jepang dengan licik membersihkan kampung-kampung sekitar Tugu Muda. Membantai para lelaki dan membumi hanguskan kampung batik hingga rata dengan tanah. Dengan perjanjian damai antara pemerintah RI dan Jepang keesokan harinya, barulah pertempuran 5 hari itu berhenti. Atas perjuangan beliau, nama Dr. Karyadi kemudian diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum terbesar di Semarang dan Jawa Tengah saat ini.
Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Semoga Kawan Remaja, bisa mengambil hikmah dari peringatan tersebut. Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan.

ANALISIS

1.        Kesalahan penggunaan kata depan “pada” dan kata “semuanya” pada kalimat ke dua paragraf pertama mengakibatkan kalimat tidak efektif.
a      Kalimat  yang salah : Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda semuanya pada ditutup.
b      Seharusnya : Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda ditutup.
2.        Kesalahan penggunaan tanda baca titik dan penggunaan huruf kapital pada kalimat ke empat paragraf pertama.
a      Kalimat yang salah : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib. Sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
b      Seharusnya : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib, sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
3.        Kesalahan penulisan kata “lho” yang merupakan bahasa prokem yang tidak termasuk dalam kata baku Bahasa Indonesia, sehingga penulisannya  harus dicetak miring.
a      Kalimat yang salah : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib , sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
b      Seharusnya : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib , sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
4.        Ketidaktepatan penggunaan tanda baca koma ( , ) sebagai penjedaan antar kalimat yang terletak pada kalimat ke dua paragraf ke dua.
a      Kalimat yang salah : Juga hadir, para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.
b      Seharusnya : Juga hadir  para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. (tanpa tanda koma ( ,) )
5.        Kesalahan penulisan nama tempat dengan menggunakan huruf kecil pada kalimat ke tiga paragraf ke dua.
a      Kalimat yang salah : Selain itu, masyarakat kota semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
b      Seharusnya : Selain itu, masyarakat Kota Semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
6.        Penggunaan kata “nggak” yang kata bakunya adalah ”tidak”  pada kalimat ke lma paragraf ke empat.
a      Kalimat yang salah : Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga nggak bisa dipandang remeh, lho.
b      Seharusnya : Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga tidak bisa dipandang remeh, lho.
7.        Penggunaan kata ”nah” yang seharusnya dicetak miring karena bukan merupakan bahasa yang baku yang terletak di kalimat pertama paragraf ke enam.
a      Kalimat yang salah : Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
b      Seharusnya : Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
8.        Kesalahan penggunaan tanda baca titik untuk mengakhiri sebuah kaliamat pertanyaan yang terdapat pada kalimat terakhir paragraf enam.
a      Kalimat yang salah : Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan.
b      Seharusnya : Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan?


PARAGRAF DEDUKTIF

Pengertian Deduktif
Pengertian dari paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.

Contoh Paragraf Deduktif :
Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT X adalah sebesar 250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa prusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 juta rupiah atau turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan menjadi evaluasi perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemenpun dituntut untuk segera mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.
Ide pokonya : Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT X adalah sebesar 250 juta rupiah.

Tugas Bahasa Indonesia


ANALISIS KESALAHAN DALAM PENULISAN ARTIKEL

Menengok Sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang

Beberapa hari kemarin, tepatnya hari Jumat, 14 Oktober 2011. Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda semuanya pada ditutup. Memang ada apa sih? Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib. Sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
Upacara tersebut dihadiri oleh Bapak Walikota  Semarang, Pangdam lV Diponegoro, 9 peleton pasukan TNI/Polri, 16 peleton pasukan non-TNI/Polri meliputi PNS, Ormas, Mahasiswa, dan Pelajar dari Kota Semarang. Juga hadir, para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Selain itu, masyarakat kota semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
Detik-detik peringatan pertempuran lima hari sendiri, diawali dengan bunyi sirine selama dua menit, kemudian di ikuti pemadaman lampu listrik di sekitar Tugu Muda. Bersamaan dengan itu, terdengar suara tembakan dan dentuman meriam yang menggambarkan pertempuran lima hari.
Dalam upacara ini, juga dihadirkan teatrikal adegan pertempuran lima hari. Dimana, menceritakan perjuangan Dr. Kariadi yang ditangkap dan dibunuh oleh tentara Jepang saat hendak mengecek Resevoir atau tandon air di daerah Wungkal, yang konon air tersebut telah diracuni oleh tentara jepang.
Dr. Karyadi datang ke kawasan air tersebut. Namun, diperjalanan ditangkap dan dibawa tentara Jepang ke markasnya di Jatingaleh dan disiksa sampai mati. Akibatnya, dua jam kemudian terjadilah pertempuran sengit yang menjalar hingga kawasan Lawang Sewu dan Tugu Muda. Banyak pemuda dan polisi istimewa yang disiksa dan dibunuh Jepang saat itu. Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga nggak bisa dipandang remeh, lho. Tanggal 17 Oktober 1945, Jepang dengan licik membersihkan kampung-kampung sekitar Tugu Muda. Membantai para lelaki dan membumi hanguskan kampung batik hingga rata dengan tanah. Dengan perjanjian damai antara pemerintah RI dan Jepang keesokan harinya, barulah pertempuran 5 hari itu berhenti. Atas perjuangan beliau, nama Dr. Karyadi kemudian diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum terbesar di Semarang dan Jawa Tengah saat ini.
Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Semoga Kawan Remaja, bisa mengambil hikmah dari peringatan tersebut. Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan.

ANALISIS

1.        Kesalahan penggunaan kata depan “pada” dan kata “semuanya” pada kalimat ke dua paragraf pertama mengakibatkan kalimat tidak efektif.
a      Kalimat  yang salah : Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda semuanya pada ditutup.
b      Seharusnya : Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda ditutup.
2.        Kesalahan penggunaan tanda baca titik dan penggunaan huruf kapital pada kalimat ke empat paragraf pertama.
a      Kalimat yang salah : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib. Sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
b      Seharusnya : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib, sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
3.        Kesalahan penulisan kata “lho” yang merupakan bahasa prokem yang tidak termasuk dalam kata baku Bahasa Indonesia, sehingga penulisannya  harus dicetak miring.
a      Kalimat yang salah : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib , sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
b      Seharusnya : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib , sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
4.        Ketidaktepatan penggunaan tanda baca koma ( , ) sebagai penjedaan antar kalimat yang terletak pada kalimat ke dua paragraf ke dua.
a      Kalimat yang salah : Juga hadir, para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.
b      Seharusnya : Juga hadir  para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. (tanpa tanda koma ( ,) )
5.        Kesalahan penulisan nama tempat dengan menggunakan huruf kecil pada kalimat ke tiga paragraf ke dua.
a      Kalimat yang salah : Selain itu, masyarakat kota semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
b      Seharusnya : Selain itu, masyarakat Kota Semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
6.        Penggunaan kata “nggak” yang kata bakunya adalah ”tidak”  pada kalimat ke lma paragraf ke empat.
a      Kalimat yang salah : Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga nggak bisa dipandang remeh, lho.
b      Seharusnya : Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga tidak bisa dipandang remeh, lho.
7.        Penggunaan kata ”nah” yang seharusnya dicetak miring karena bukan merupakan bahasa yang baku yang terletak di kalimat pertama paragraf ke enam.
a      Kalimat yang salah : Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
b      Seharusnya : Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
8.        Kesalahan penggunaan tanda baca titik untuk mengakhiri sebuah kaliamat pertanyaan yang terdapat pada kalimat terakhir paragraf enam.
a      Kalimat yang salah : Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan.
b      Seharusnya : Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan?


PARAGRAF DEDUKTIF

Pengertian Deduktif
Pengertian dari paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.

Contoh Paragraf Deduktif :
Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT X adalah sebesar 250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa prusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 juta rupiah atau turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan menjadi evaluasi perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemenpun dituntut untuk segera mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.
Ide pokonya : Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT X adalah sebesar 250 juta rupiah.

Minggu, 11 Mei 2014

Tugas Bahasa Indonesia Tentang Paragraf Deduktif


Pengertian Deduktif
Pengertian dari paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.

Contoh Paragraf Deduktif :
Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT Xadalah sebesar 250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa prusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 jutarupiah atau turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan menjadi evaluasi perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemen pun dituntut untuk segera mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.
Ide pokonya : Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT Xadalah sebesar 250 juta rupiah.

Selasa, 06 Mei 2014

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENULISAN ARTIKEL




Menengok Sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang

Beberapa hari kemarin, tepatnya hari Jumat, 14 Oktober 2011. Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda semuanya pada ditutup. Memang ada apa sih? Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib. Sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
Upacara tersebut dihadiri oleh Bapak Walikota  Semarang, Pangdam lV Diponegoro, 9 peleton pasukan TNI/Polri, 16 peleton pasukan non-TNI/Polri meliputi PNS, Ormas, Mahasiswa, dan Pelajar dari Kota Semarang. Juga hadir, para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Selain itu, masyarakat kota semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
Detik-detik peringatan pertempuran lima hari sendiri, diawali dengan bunyi sirine selama dua menit, kemudian di ikuti pemadaman lampu listrik di sekitar Tugu Muda. Bersamaan dengan itu, terdengar suara tembakan dan dentuman meriam yang menggambarkan pertempuran lima hari.
Dalam upacara ini, juga dihadirkan teatrikal adegan pertempuran lima hari. Dimana, menceritakan perjuangan Dr. Kariadi yang ditangkap dan dibunuh oleh tentara Jepang saat hendak mengecek Resevoir atau tandon air di daerah Wungkal, yang konon air tersebut telah diracuni oleh tentara jepang.
Dr. Karyadi datang ke kawasan air tersebut. Namun, diperjalanan ditangkap dan dibawa tentara Jepang ke markasnya di Jatingaleh dan disiksa sampai mati. Akibatnya, dua jam kemudian terjadilah pertempuran sengit yang menjalar hingga kawasan Lawang Sewu dan Tugu Muda. Banyak pemuda dan polisi istimewa yang disiksa dan dibunuh Jepang saat itu. Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga nggak bisa dipandang remeh, lho. Tanggal 17 Oktober 1945, Jepang dengan licik membersihkan kampung-kampung sekitar Tugu Muda. Membantai para lelaki dan membumi hanguskan kampung batik hingga rata dengan tanah. Dengan perjanjian damai antara pemerintah RI dan Jepang keesokan harinya, barulah pertempuran 5 hari itu berhenti. Atas perjuangan beliau, nama Dr. Karyadi kemudian diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum terbesar di Semarang dan Jawa Tengah saat ini.
Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Semoga Kawan Remaja, bisa mengambil hikmah dari peringatan tersebut. Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan.

ANALISIS

1.        Kesalahan penggunaan kata depan “pada” dan kata “semuanya” pada kalimat ke dua paragraf pertama mengakibatkan kalimat tidak efektif.
a      Kalimat  yang salah : Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda semuanya pada ditutup.
b      Seharusnya : Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda ditutup.
2.        Kesalahan penggunaan tanda baca titik dan penggunaan huruf kapital pada kalimat ke empat paragraf pertama.
a      Kalimat yang salah : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib. Sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
b      Seharusnya : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib, sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
3.        Kesalahan penulisan kata “lho” yang merupakan bahasa prokem yang tidak termasuk dalam kata baku Bahasa Indonesia, sehingga penulisannya  harus dicetak miring.
a      Kalimat yang salah : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib , sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
b      Seharusnya : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib , sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
4.        Ketidaktepatan penggunaan tanda baca koma ( , ) sebagai penjedaan antar kalimat yang terletak pada kalimat ke dua paragraf ke dua.
a      Kalimat yang salah : Juga hadir, para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.
b      Seharusnya : Juga hadir  para veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. (tanpa tanda koma ( ,) )
5.        Kesalahan penulisan nama tempat dengan menggunakan huruf kecil pada kalimat ke tiga paragraf ke dua.
a      Kalimat yang salah : Selain itu, masyarakat kota semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
b      Seharusnya : Selain itu, masyarakat Kota Semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara tersebut.
6.        Penggunaan kata “nggak” yang kata bakunya adalah ”tidak”  pada kalimat ke lma paragraf ke empat.
a      Kalimat yang salah : Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga nggak bisa dipandang remeh, lho.
b      Seharusnya : Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga tidak bisa dipandang remeh, lho.
7.        Penggunaan kata ”nah” yang seharusnya dicetak miring karena bukan merupakan bahasa yang baku yang terletak di kalimat pertama paragraf ke enam.
a      Kalimat yang salah : Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
b      Seharusnya : Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
8.        Kesalahan penggunaan tanda baca titik untuk mengakhiri sebuah kaliamat pertanyaan yang terdapat pada kalimat terakhir paragraf enam.
a      Kalimat yang salah : Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan.
b      Seharusnya : Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu bukan?

 
 
PARAGRAF DEDUKTIF
Pengertian Deduktif
Pengertian dari paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.
Contoh Paragraf Deduktif :
Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT X adalah sebesar 250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa prusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 juta rupiah atau turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan menjadi evaluasi perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemenpun dituntut untuk segera mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.
Ide pokonya : Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT X adalah sebesar 250 juta rupiah.

Pidato


Assalamu’alaikum Wr.Wb.

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ


Yang saya hormati ……….., beserta ……………, dan para teman-teman sekalian yang berbahagia.
Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah swt, karena dengan limpahan karunianya kita bisa berkumpul disini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw, karena beliau menyiarkan agama yang haq, yakni agama islam, agama yang diridhoi oleh Allah swt. Semoga kita sekalian termasuk kedalam umatnya yang diberkahi. Amin ya rabbal alamin.

Teman-teman sekalian yang berbahagia!
Dirasa amat penting sekali jiwa social untuk diterapkan dilingkungan keluarga, sanak saudara, bahkan juga di masyarakat luas. Karena dengan jiwa social, maka terjalinlah di antara kita saling tolong menolong, dan kasih sayang. Sehingga orang-orang yang butuh akan pertolongan kita, akan mendapatkan haq nya.

Seseorang yang mempunyai jiwa social maka akan tertanam rasa senasib sepenanggungan. Bila kita berada dalam keadaan yang berlebih, maka hendaklah menjadin orang yang murah tangan. Suka memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan. Dengan sedekah yang kita berikan kepada pengemis, orang miskin, dan kepada orang-orang yang amat membutuhkan pertolongan kita dengan rasa tulus dan ikhlas, maka perbuatan semacam ini akan mampu memadamkan kesalahan-kesalahan, bagaikan air memadamkan api.

Sehubungan dengan masalah diatas, maka Nabi Muhammad saw, menjelaskan dalam sabdanya: “Apakah engkau mau saya tunjukan engkau kepada pintu-pintu kebajikan? Saya (sahabat) menjawab: Baik ya Rasulullah. Nabi berkata: Ketahuilah bahwa puasa itu sebagai perisai dan sedekah itu memadamkan kesalahan, bagaikan air memadamkan api. (HR. TURMUDZI)

Tentang pemberian sedekah hendaknya terlebih dahulu diberikan kepada orang-orang yang kita nafkahi, seperti memberikan nafkah kepada keluarga. Dan ini merupakan langkah yang terbaik sekalipun harta benda yang dimiliki itu sangat sedikit, tetapi lebih diutamakan kepada orang-orang yang dinafkahinya.

Teman-teman sekalian yang berbahagia!
Sehubungan dengan ini pula, Nabi saw. Bersabda “Sedekah yang diberikan kepada orang miskin hanya merupakan shadaqah saja, sedang yang diberikan kepada kerabat karib itu merupakan sedekah dan penghubung silaturahmi”.

Demikianlah yang bisa saat sampaikan saat ini, mudah-mudahan kita termasuk orang yang gemar bersedekah dengan semata-mata mencari ridho Allah swt. Cukup sekian yang bisa saya sampaikan, AKHIRUL KALAM, WABILLAAHI TAUFIQ WALHIDAYAT WASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABARAKAATUHU.