ANALISIS KESALAHAN DALAM PENULISAN
ARTIKEL
Menengok Sejarah
Pertempuran 5 Hari di Semarang
Beberapa hari
kemarin, tepatnya hari Jumat, 14 Oktober 2011. Beberapa ruas jalan menuju Tugu
Muda semuanya pada ditutup. Memang ada apa sih? Ternyata kawan, pada
hari itu sekitar pukul 19.00 Wib. Sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran
Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
Upacara tersebut
dihadiri oleh Bapak Walikota Semarang, Pangdam lV Diponegoro, 9 peleton
pasukan TNI/Polri, 16 peleton pasukan non-TNI/Polri meliputi PNS, Ormas,
Mahasiswa, dan Pelajar dari Kota Semarang. Juga hadir, para veteran perang yang
turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Selain itu,
masyarakat kota semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara
tersebut.
Detik-detik
peringatan pertempuran lima hari sendiri, diawali dengan bunyi sirine selama
dua menit, kemudian di ikuti pemadaman lampu listrik di sekitar Tugu Muda.
Bersamaan dengan itu, terdengar suara tembakan dan dentuman meriam yang
menggambarkan pertempuran lima hari.
Dalam upacara
ini, juga dihadirkan teatrikal adegan pertempuran lima hari. Dimana,
menceritakan perjuangan Dr. Kariadi yang ditangkap dan dibunuh oleh tentara
Jepang saat hendak mengecek Resevoir atau tandon air di daerah Wungkal,
yang konon air tersebut telah diracuni oleh tentara jepang.
Dr. Karyadi
datang ke kawasan air tersebut. Namun, diperjalanan ditangkap dan dibawa
tentara Jepang ke markasnya di Jatingaleh dan disiksa sampai mati. Akibatnya,
dua jam kemudian terjadilah pertempuran sengit yang menjalar hingga kawasan
Lawang Sewu dan Tugu Muda. Banyak pemuda dan polisi istimewa yang disiksa dan
dibunuh Jepang saat itu. Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga nggak bisa
dipandang remeh, lho. Tanggal 17 Oktober 1945, Jepang dengan licik membersihkan
kampung-kampung sekitar Tugu Muda. Membantai para lelaki dan membumi hanguskan
kampung batik hingga rata dengan tanah. Dengan perjanjian damai antara
pemerintah RI dan Jepang keesokan harinya, barulah pertempuran 5 hari itu
berhenti. Atas perjuangan beliau, nama Dr. Karyadi kemudian diabadikan menjadi
nama Rumah Sakit Umum terbesar di Semarang dan Jawa Tengah saat ini.
Nah, itulah
serangkaian upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Semoga Kawan
Remaja, bisa mengambil hikmah dari peringatan tersebut. Karena, sebagai
generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu
bukan.
ANALISIS
1.
Kesalahan
penggunaan kata depan “pada” dan kata “semuanya” pada kalimat ke dua paragraf
pertama mengakibatkan kalimat tidak efektif.
a
Kalimat
yang salah : Beberapa ruas jalan menuju Tugu
Muda semuanya pada ditutup.
b
Seharusnya :
Beberapa ruas jalan menuju Tugu Muda
ditutup.
2.
Kesalahan
penggunaan tanda baca titik dan penggunaan huruf kapital pada kalimat ke empat
paragraf pertama.
a
Kalimat yang
salah : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib. Sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima
Hari di Semarang yang ke-66, lho.
b
Seharusnya :
Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib, sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari
di Semarang yang ke-66, lho.
3.
Kesalahan
penulisan kata “lho” yang merupakan bahasa prokem yang tidak termasuk dalam
kata baku Bahasa Indonesia, sehingga penulisannya harus dicetak miring.
a
Kalimat yang
salah : Ternyata kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00
Wib , sedang digelar upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di
Semarang yang ke-66, lho.
b
Seharusnya : Ternyata
kawan, pada hari itu sekitar pukul 19.00 Wib , sedang digelar upacara
Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ke-66, lho.
4.
Ketidaktepatan
penggunaan tanda baca koma ( , ) sebagai penjedaan antar kalimat yang terletak
pada kalimat ke dua paragraf ke dua.
a
Kalimat yang
salah : Juga hadir, para
veteran perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.
b
Seharusnya : Juga hadir para veteran
perang yang turut menjadi saksi peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.
(tanpa tanda koma ( ,) )
5.
Kesalahan
penulisan nama tempat dengan menggunakan huruf kecil pada kalimat ke tiga
paragraf ke dua.
a
Kalimat yang
salah : Selain itu, masyarakat kota
semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara
tersebut.
b
Seharusnya :
Selain itu, masyarakat Kota
Semarang yang datang sangat antusias mengikuti jalannya upacara
tersebut.
6.
Penggunaan kata
“nggak” yang kata bakunya adalah ”tidak” pada kalimat ke lma paragraf ke
empat.
a
Kalimat yang
salah : Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita
juga nggak bisa dipandang remeh, lho.
b
Seharusnya :
Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita
juga tidak bisa dipandang remeh, lho.
7.
Penggunaan kata
”nah” yang seharusnya dicetak miring karena bukan merupakan bahasa yang baku
yang terletak di kalimat pertama paragraf ke enam.
a
Kalimat yang
salah : Nah, itulah serangkaian
upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
b
Seharusnya
: Nah, itulah serangkaian upacara Peringatan Pertempuran
Lima Hari di Semarang.
8.
Kesalahan
penggunaan tanda baca titik untuk mengakhiri sebuah kaliamat pertanyaan yang terdapat
pada kalimat terakhir paragraf enam.
a
Kalimat yang
salah : Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang
terjadi di masa lalu bukan.
b
Seharusnya :
Karena, sebagai generasi muda, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi
di masa lalu bukan?
PARAGRAF DEDUKTIF
Pengertian Deduktif
Pengertian dari
paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus,
artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan
dengan beberapa kalimat penjelas.
Contoh Paragraf Deduktif :
Berdasarkan data
keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT X adalah sebesar
250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 perusahaan
mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa
prusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 juta rupiah
atau turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan menjadi evaluasi
perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemenpun dituntut untuk
segera mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.
Ide pokonya :
Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT X
adalah sebesar 250 juta rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar